Entri yang Diunggulkan

Sabtu, 03 September 2016

Apa Itu Light Novel?



Perkembangan sastra mulai jadi pembicaraan panjang semenjak penemuan sajak legendaris Beowulf ditemukan. Dunia sastra sendiri berkembang dengan pesat mengikuti pergerakan dari bermacam evolusi yang berlangsung dari era ke era, hingga akhirnya mencapai zaman kontemporer ini.
Setelah terkenal dengan Murakami yang sangat fenomenal itu, indurstri sastra di Jepang pun mulai menciptakan versi baru karya sastra yang saat ini jadi salah satu jenis bacaan yang sangat populer di dunia, bahkan menjadi bagian dari budaya Jepang itu sendiri. Objek itu sendiri dikenal dengan sebutan light novel. Ingin tahu lebih lanjut mengenai light novel? Mari kita lanjutkan dengan ulasan berikut ini.

light novel


Etimologi
Light novel sendiri dalam bahasa Indonesia dikenal dengan sebutan ‘novel ringan’. Dari namanya yang benar-benar ambigu ini, terkadang orang-orang yang baru pertama mendengarnya akan menganggap bahwa novel ini punya berat yang lebih ringan dari novel-novel sastra tebal seperti yang biasa dijumpai. Persepsi itu sebenarnya tidak terlalu jauh melenceng. Tetapi, bukan itu intinya.


Novel ringan sendiri merupakan jenis novel yang formatnya menyerupai novel remaja. Kontennya ringan, begitu juga pada penggunaan aksara kanji-nya yang lebih mudah untuk dibaca. Light novel sendiri originalnya memang datang dari Jepang.

 Tulisan kanji pada light novel lebih mudah dibaca

Kata ini bukanlah kata yang digunakan dari bahasa Inggris, melainkan penamaan dari bahasa Jepang sendiri. Raito noberu (ライトノベル) atau ranobe (disingkat LN dalam bahasa Inggris) adalah pengucapan Jepang-nya.


Sejarah
Light novel telah jadi salah satu budaya Jepang yang sangat penting sejak tahun 2000-an. Salah satu karya terbesar yang pernah diciptakan ialah seri Haruhi Suzumiya yang ditulis Tanigawa Nagaru. Mulai dari situ, light novel pun semakin berkembang menjadi sebuah epidemik yang tidak ada hentinya.
Sejarah light novel dimulai ketika sebuah novel terbitan Sonorama Bunko pada 1975 tercipta. Jenis cetakan itu sendiri sangat murah dan tipis, sama seperti light novel yang dikenal saat ini. Mengikuti penciptaan itu penulis cerita sci-fi dan horor, Kikuchi Hideyuki, atau Yumemakura Baku, memulai karirnya dengan cetakan seperti tersebut.
Pada tahun 1980-an novel epik yang ditulis Tanaka Yoshiki—The Heroic Legend of Arslan—heboh di pandangan para remaja Jepang. Novel Reocrd of Lodoss War juga dapat sambutan hangat dengan cetakan serupa. Semua karya itu kemudian diadaptasi menjadi anime.
Pada tahun 1990-an tema cerita adventure di Jepang mulai mengalami perubahan yang dignifikan. Cerita petualangan yang biasanya serius kemudian digabungkan dengan unsur komedi untuk pertama kali di dalam seri Slayers. Beberapa tahun kemudian Media Works membangun sebuah cetakan pop literatur yang dinamai Dengeki Bunko—yang kini dikenal sebagai penerbit light novel terbesar. Seri Boogiepop adalah terbitan terbesar mereka yang pertama yang kemudian diadaptasi menjadi anime dan dapat banyak apresiasi dari penonton yang kemudian membuat mereka tertarik pada literatur.

Logo Dangeki Bunko, penerbit light novel pertama mayor

Penulis-penulis di Dengeki Bunko perlahan mendapatkan perhatian dari para pembaca dan kemudian meledak jadi sangat ternama sekitar tahun 2006. Setelah sukses dengan seri Haruhi Suzumiya, secara tiba-tiba banyak penerbit dan pembaca yang mulai berminat dengan light novel. Hingga akhirnya berkembang sampai sekarang. Kebanyakan dari anime dan film yang diciptakan di Jepang juga mayoritasnya datang dari adaptasi light novel sendiri.


Format
Sesuai dengan budaya Jepang sendiri, light novel merupakan jenis novel yang diisi dengan ilustrasi-ilustrasi manga. Setiap light novel memiliki setidaknya beberapa ilustrasi yang diselipkan di antara halamannya. Kover depannya juga mengikuti demografi seni manga—umumnya lebih bagus dari gambar manga.

 Halaman light novel digabungkan dengan ilustrasi
Cetakan pada light novel sendiri lebih kecil dari novel atau karya sastra pada umumnya. Yaitu dalam format cetak bunkobon (A6, 10.5 cm × 14.8 cm). Jenis novel ini juga banyak diadaptasi kemudian menjadi manga, anime, game atau film.


Penerbitan
Berbeda dengan novel atau karya prosa pada umumnya, light novel sama seperti manga yang diterbitkan setiap Minggu pada hari-hari tertentu. Tempat penerbitannya adalah majalah mingguan. Setelah usai dengan ceritanya barulah semua bab yang telah di-update selama berminggu-minggu itu akan dibukukan, dan jika ceritanya bagus, akan dapat serialisasi. Light novel cenderung ceritanya bersambung, jadi ada banyak volume dalam satu judul. Salah satu light novel terkenal seperti Sword Art Online karya Kawahara Reki merupakan novel yang dapat banyak apresiasi dan saat ini telah sampai di volume ke delapan belas.


Kadokawa Corporation adalah salah satu perusahaan penerbit light novel gigantik

Beberapa dari majalah yang jadi tempat para author light novel bersinggah di antaranya adalah:Faust, Gekkan Dragon Magazine, The Sneaker and Dengeki hp, atau majalah franchise seperti Comptiq and Dengeki G’s Magazine. Penerbit pula ada Dengeki Bunko, Kadokawa Shoten Bunko, Gagaga Bunko, dsb.


Lomba dan Penjualan
Light novel berkembang sangat pesat di Jepang. Setiap tahunnya ada lebih dari ratusan judul yang keluar. Setiap tahun juga diadakan banyak kontes menulis light novel oleh perusahaan-perusahaan penerbitan untuk mencari bakat-bakat baru. Dengeki Bunko adalah yang terbesar, dengan total jumlah pengikut lomba lebih dari 6.500 naskah (hitungan tahun 2013) setiap tahun. Hadiah utamanya adalah uang tunai sebesar 1 juta ¥ dan penerbitan novelnya. My Teen Romantic Comedy SNAFU adalah salah satu novel yang pernah memenangi kompetisi tersebut—dikarang oleh Watari Wataru—dan telah diadaptasi menjadi anime dengan judul Oregairu.

Nagaru Tanigawa penulis seri Haruhi Suzumiya, saat memenangkan penghargaan Sneaker Awards

Light novel sendiri dijual dengan label light novel—bukan novel. Harga setiap picis sendiri sangat murah, berbeda dengan kebanyakan novel atau karya sastra serius lainnya. Novel The Melancholy of Haruhi Suzumiya sendiri hanya dijual seharga 514 ¥ per picis (termasuk pajak 5%). Namun, penjualan light novel sendiri termasuk industri yang paling menguntungkan di Jepang. Salah satu situs Pemerintah Jepang mengatakan bahwa penjualan light novel mencapai 20 juta ¥ (sekitar 30 juta kopi) pada tahun 2007. Penerbit besar seperti Kadokawa Group dan Dengeki Bunko merupakan pemegang kekuatan terbesar dengan persenan 70%-80% di pasar.Pada tahun 2009 bahkan pasaran light novel mencapai penjualan sebanyak 30.1 juta ¥ dan merupakan 20% dari penjualan semua buku cetak berformat bunkobon di Jepang.


Nah, itulah beberapa informasi terkait light novel. Bagi Anda semua para pecinta dunia Jepang, terutama yang menganggap diri Anda otaku, pengetahuan mengenai light novel ini adalah hal yang sangat fatal untuk dipahami. Karena industri animasi di Jepang sekarang bergantung begitu erat dengan light novel dalam roda produksi mereka. Saat ini light novel telah duduk di kursi yang setara dengan manga, dan banyak pula anime-anime terkenal yang datang dari light novel: layaknya Toradora!, Haruhi Suzumiya, Monogatari Series, Sword Art Online, Sakurasou no Pet na Kanojo, Oregairu, Zaregoto Series, dsb.


Haruhi Suzumiya, light novel paling populer sepanjang masa

Saking ngetrend-nya jenis bacaan ini, sampai-sampai orang-orang Amerika juga mulai menerbitkan light novel di negara mereka. Penerbit Amerika yang jadi puncak utamanya adalah Yen Press, New York. Sedangkan di Indonesia, yang telah menerbitkan beberapa judul seperti: My School Days Has Just Begun, Absolute Duo, Vampiress of the Dawn ~Aglaiarden’s Scarlet Lily~, No Game no Life, Ryuugajou Nanana Burried Treasure, dsb, adalah Shining Rose Media. Penerbit ini juga telah menghasilkan sebuah light novel karya anak bangsa yang berjudul She Loves You.
Sekian, dan terima kasih atas kunjungannya ^_^
Semoga bermanfaat :3

Banzai ranobe——!!!