Kehidupan
SMA memang banyak dikaitkan dengan kenakalan masa muda, cinta berbuah termanis,
memoir tangga kedewasaan, dan fase
menilik dunia. Itu adalah masa terbaik dari semua masa yang pernah dimiliki
manusia—menurut kebanyakan. Penyesalan juga umumnya terjadi di masa-masa SMA,
hal yang terus menjadi bayang-bayang menyakitkan ketika sudah dewasa. Sungguh
tempat yang menyenangkan, dan bersamaan dengan itu, mengerikan.
Pada
postingan kali ini saya akan memberikan Anda semua tentang informasi sebuah
buku yang berkaitan erat dengan paragraf di atas. Ini adalah buku yang juga
ditulis oleh Akiyoshi Rikako-sensei—penulis
dari The Dead Returns yang diterbitkan oleh Penerbit Haru Agustus 2015 lalu.
Novel ini sendiri merupakan novel yang berkaitan erat dengan pemikiran siswi
SMA yang tidak ingin masa-masa SMA-nya selesai begitu saja tanpa kesan
tertentu, dan mereka berupaya untuk menjadikan masa-masa itu se-memuaskan
mungkin, hingga akhirnya membuat mereka bertindak jauh di luar batas. Sebuah
novel mistery Jepang yang benar-benar
twisting! Kite mi na!
Data
Buku
Judul
Terapan: Girls in The Dark
Judul
Asli: 暗黒女子
Heburn:
Ankoku Joshi
Kategori:
Novel
Genre:
Mystery, murder, thriller, romance, school
Pengarang:
Akiyoshi Rikako
Illustrator: N/A
Bab:
8 (tanpa Prolog atau pun Epilog)
Jumlah
halaman: 277 halaman (isi novel)
Serialisasi:
N/A
Status:
Selesai
Tahun
Terbit Asli: Juni 2013 (Futabasha Publisher, Jepang)
Terjemahan:
Mei 2014 (Penerbit Haru, Indonesia)
Sinopsis
Shiraishi
Itsumi dikenal sebagai gadis paling popular di SMA Katolik Puteri Santa Maria.
Apa yang membuatnya terkenal tidak lain tidak bukan adalah karena Itsumi memang
memiliki banyak hal yang patut dikagumi; dari kecantikan langkanya; kecerdasan
intelektualnya, terutama mengenai sastra; kebaikannya; bahwa dia merupakan
ketua dari Klub Sastra yang baru saja dibangun; serta anak dari pengelola sekolah
itu sendiri. Namun, sebuah kejadian tragis menimpa Itsumi pada tahun ke
tiganya. Tanpa diketahui, dia tewas setelah terjatuh dari balkon sekolah. Di
tangannya tergenggam setangkai bunga lily.
Kejadian
itu sendiri tidak diketahui bagaimana berlangsungnya. Banyak yang menduga bahwa
Itsumi tewas karena bunuh diri, tetapi mayoritas juga menganggap kalau
sebenarnya dia dibunuh. Mereka mencurigai para anggota Klub Sastra yang Itsumi
pimpin itu sebagai pelakunya.
Seminggu
setelah kejadian itu Klub Sastra, yang saat itu dialihkan pada sahabat Itsumi,
wakil ketua, Sumikawa Sayuri, mengadakan acara perkumpulan rutin mereka di salon sastra. Mereka mengadakan yami-nabe, sebuah tradisi Klub Sastra
saat melakukan perkumpulan. Perkumpulan itu sendiri kemudian menjadi acara
pembacaan cerita pendek dari setiap anggota, yang disyak sebagai pembunuh ketua
mereka, kemudian saling menimpakan tuduhan kepada masing-masing. Namun,
kenyataan dari cerita mereka itu… siapakah yang sebenarnya mengatakan fakta…?
[Apakah kehidupan akan jadi
bermakna tanpa kita sendiri yang menjadi tokoh utamanya?]
Cerpen “Bisikan
Dari Kubur” oleh Shirashi Itsumi: Dibacakan Sumikawa Sayuri. Hlm. 226
Pengenalan
Karakter
Karakter
Mayor
Shiraishi Itsumi: Protagonis
cerita. Anak dari pengelola Sekolah Katolik Puteri Santa Maria. Saat kelas 2 Itsumi
membangkitkan Klub Sastra yang telah lama tidak aktif karena tidak ada anggota,
yang secara otomatis membuatnya jadi ketua klub. Namun, walau begitu,
sebenarnya klub itu sendiri hanya dia ciptakan agar bisa bertemu dengan orang
yang menjalin hubungan gelap dengannya. Terobsesi akan keinginannya untuk
memiliki kehidupan SMA yang bermakna membuat Itsumi. Hal itu sendiri membuat
dia memanfaatkan kondisi orang-orang yang memiliki kualitas untuk jadi
bawahannya—karena rahasia mereka dia pegang. Itsumi membawa masuk enam orang di
klubnya: sahabat baiknya Sumikawa Sayuri (wakil ketua klub), Takaoka Shiyo,
Kominami Akane, Koga Sonoko, Nitani Mirei, dan Diana Detcheva. Namun, kejadian
buruk menimpanya pada hari menjelang pertemuan di klub. Itsumi tewas karena
terjatuh dari balkon sekolah. Para sivitas sekolah menganggap bahwa dirinya
bunuh diri, tetapi mayoritas lebih percaya kalau dia dibunuh. Dan pembunuhnya
ada di antara salah satu dari mereka berenam.
Nitani Mirei: Mirei lahir dari
keluarga yang sangat miskin. Namun berkat otak cerdasnya dia bisa masuk ke SMA
Katolik Puteri Santa Maria. Dia jadi pembaca pertama di pertemuan yami-nabe dengan cerpen berjudul “Tempat
Berada”.
Kominami
Akane: Kominami adalah sebuah keluarga yang punya restoran
masakan Jepang yang telah berdiri semenjak zaman Shouwa. Akane sendiri
menyenangi masakan Barat dan diajak bergabung oleh Itsumi karena terkenal
dengan kemampuan memasaknya—dikatakan dalam cerpen Akane. Akane jadi pembaca
kedua di pertemuan yami-nabe dengan
cerpen berjudul “Macaronage”.
Diana Detcheva: Diana adalah
murid Internasional yang didatangkan dari Bulgaria setelah kunjungan Itsumi dan
Sonoko ke sana. Diana memiliki cacat pada kakinya dan selalu membawa boneka
yang dia tutupi di dalam kainnya. Dalam cerpen Sonoko, boneka yang Diana bawa
itu adalah boneka voodo yang dia
gunakan untuk mencelakai Itsumi. Diana jadi pembaca ketiga di pertemuan yami-nabe dengan cerpen berjudul “Balkan
Di Musim Semi”.
Koga
Sonoko: Sonoko adalah siswi yang punya minat kuat dengan
ilmu sains dan berniat untuk menjadi dokter di masa depan. Koga sendiri
merupakan salah satu dari anggota Klub Sastra yang tidak terlalu mengerti
mengenai sastra dan lebih berpandangan pada ilmu pasti—pada sains. Dia menjadi
pembaca keempat di pertemuan yami-nabe dengan
cerpen berjudul “Perjamuan Lamia”.
Takaoka Shiyo: Shiyo adalah anggota
paling brilian di Klub Sastra—setelah Itsumi. Saat kelas 3 SMP dia telah
menerbitkan novel karyanya yang berjudul Kimi Kage-Sou. Shiyo jadi pembaca
kelima di pertemuan yami-nabe dengan
cerpen berjudul “Pengebirian Raja Langit”.
Sumikawa Sayuri: Sayuri adalah
teman masa kecil Itsumi. Di manapun Itsumi berada, maka akan ada Sayuri.
Berlawanan dengan Itsumi yang ceria dan aktif, Sayuri adalah gadis yang lebih
tenang, dan dia memiliki konstitusi kesehatan yang sering drop. Hidup akan bayang-bayang Itsumi membuatnya jadi seperti dilindungi
sepanjang masa. Dia adalah pengganti Itsumi sebagai ketua klub setelah kematian
Itsumi, dan juga pembawa acara yami-nabe Klub
Sastra. Sayuri membawakan kata pembuka, kata penutup, dan jadi pembaca
terakhir—cerpen yang ditulis oleh Itsumi—di pertemuan yami-nabe dengan cerpen berjudul “Bisikan Dari Kubur” yang ternyata
mengandung kenyataan sebenarnya dari kematian Itsumi.
Karakter
Minor
Ayah Itsumi: Ayah Itsumi adalah pengelola dari Sekolah Katolik Puteri Santa Maria. Beliau juga mengelola sejumlah
instansi lain seperti rumah sakit dan perusahaan besar lainnya. Ayah Itsumi
jadi bahan pembicaraan pada semua cerpen yang dibacakan para anggota Klub
Sastra.
Hojo
Shinji: Guru bahasa Jepang sekaligus guru pembimbing Klub
Sastra. Shinji-sensei sendiri merupakan
penanggung jawab pada studi tur ke Bulgaria pada musim semi setahun dulu,
ketika saat itu Itsumi bertemu dengan Diana. Secara misterius, guru ini
memiliki hubungan khusus dengan muridnya sendiri.
Ema: Ema adalah kakak
perempuan dari Diana. Dia yang mengurus tur Itsumi di Bulgaria dan sebelumnya
dapat kesempatan untuk berkunjung ke Jepang sebagai murid Internasional.
Tetapi, karena kecelakaan terjadi, Ema terpaksa harus di opname di rumah sakit,
dan sebagai gantinya Diana yang pergi.
Shiraishi
Kazuki: Adik dari Itsumi yang diajari Mirei sebagai guru
privat matematika dan bahasa Jepangnya.
Nah, itu dia informasi singkat
mengenai novel “Girls in The Dark”. Judulnya sendiri merepresentasikan
kegelapan dari hati para gadis yang digambarkan dalam novel ini. Unsur dari dark mood-nya
juga tergambar begitu kental dengan setting
cuaca dan ruangan ketika pertemuan yami-nabe dilaksanakan. Sebagai penulis mystery fiction Akiyoshi-sensei memang bukan author sembarangan. Novel ini sendiri menyajikan ending yang tidak disangka-sangka.
Sekian
dulu untuk artikel hari ini. Semoga para pembaca jadi berminat untuk membaca
novelnya setelah mengulik artikel ini :3
Hontou
ni kowai na kono hanashi!!!