Perkembangan sastra
mulai jadi pembicaraan panjang semenjak penemuan sajak legendaris Beowulf
ditemukan. Dunia sastra sendiri berkembang dengan pesat mengikuti pergerakan
dari bermacam evolusi yang berlangsung dari era ke era, hingga akhirnya
mencapai zaman kontemporer ini.
Setelah
terkenal dengan Murakami yang sangat fenomenal itu, indurstri sastra di
Jepang pun mulai menciptakan versi baru karya sastra yang saat ini jadi salah
satu jenis bacaan yang sangat populer di dunia, bahkan menjadi bagian dari
budaya Jepang itu sendiri. Objek itu sendiri dikenal dengan sebutan light novel. Ingin tahu lebih lanjut mengenai light novel? Mari kita lanjutkan dengan ulasan berikut ini.
light novel
Etimologi
Light novel sendiri dalam bahasa Indonesia dikenal dengan
sebutan ‘novel ringan’. Dari namanya yang benar-benar ambigu ini, terkadang
orang-orang yang baru pertama mendengarnya akan menganggap bahwa novel ini
punya berat yang lebih ringan dari novel-novel sastra tebal seperti yang biasa
dijumpai. Persepsi itu sebenarnya tidak terlalu jauh melenceng. Tetapi, bukan
itu intinya.
Novel ringan sendiri
merupakan jenis novel yang formatnya menyerupai novel remaja. Kontennya ringan,
begitu juga pada penggunaan aksara kanji-nya
yang lebih mudah untuk dibaca. Light
novel sendiri originalnya memang datang dari Jepang.
Kata ini bukanlah kata yang digunakan dari bahasa Inggris, melainkan penamaan dari bahasa Jepang sendiri. Raito noberu (ライトノベル) atau ranobe (disingkat LN dalam bahasa Inggris) adalah pengucapan Jepang-nya.
Tulisan kanji pada light novel lebih mudah dibaca
Kata ini bukanlah kata yang digunakan dari bahasa Inggris, melainkan penamaan dari bahasa Jepang sendiri. Raito noberu (ライトノベル) atau ranobe (disingkat LN dalam bahasa Inggris) adalah pengucapan Jepang-nya.
Sejarah
Light novel telah jadi salah satu budaya Jepang yang sangat
penting sejak tahun 2000-an. Salah satu karya terbesar yang pernah diciptakan
ialah seri Haruhi Suzumiya yang ditulis Tanigawa Nagaru. Mulai dari situ, light novel pun
semakin berkembang menjadi sebuah epidemik yang tidak ada hentinya.
Sejarah light novel dimulai ketika sebuah novel terbitan
Sonorama Bunko pada 1975 tercipta. Jenis cetakan itu sendiri sangat murah dan
tipis, sama seperti light novel yang dikenal saat ini. Mengikuti
penciptaan itu penulis cerita sci-fi dan horor, Kikuchi Hideyuki, atau
Yumemakura Baku, memulai karirnya dengan cetakan seperti tersebut.
Pada tahun 1980-an novel epik yang ditulis Tanaka Yoshiki—The Heroic
Legend of Arslan—heboh di pandangan para remaja Jepang. Novel Reocrd of Lodoss
War juga dapat sambutan hangat dengan cetakan serupa. Semua karya itu kemudian
diadaptasi menjadi anime.
Pada tahun 1990-an tema cerita adventure di Jepang mulai
mengalami perubahan yang dignifikan. Cerita petualangan yang biasanya serius
kemudian digabungkan dengan unsur komedi untuk pertama kali di dalam seri
Slayers. Beberapa tahun kemudian Media Works membangun sebuah cetakan pop
literatur yang dinamai Dengeki Bunko—yang kini dikenal sebagai penerbit light
novel terbesar. Seri Boogiepop adalah terbitan terbesar mereka yang pertama
yang kemudian diadaptasi menjadi anime dan dapat banyak apresiasi dari
penonton yang kemudian membuat mereka tertarik pada literatur.
Penulis-penulis di Dengeki Bunko perlahan mendapatkan perhatian dari
para pembaca dan kemudian meledak jadi sangat ternama sekitar tahun 2006.
Setelah sukses dengan seri Haruhi Suzumiya, secara tiba-tiba banyak penerbit
dan pembaca yang mulai berminat dengan light novel. Hingga akhirnya
berkembang sampai sekarang. Kebanyakan dari anime dan film yang
diciptakan di Jepang juga mayoritasnya datang dari adaptasi light novel sendiri.
Format
Sesuai dengan budaya Jepang sendiri, light novel merupakan jenis
novel yang diisi dengan ilustrasi-ilustrasi manga. Setiap light novel
memiliki setidaknya beberapa ilustrasi yang diselipkan di antara halamannya.
Kover depannya juga mengikuti demografi seni manga—umumnya lebih bagus
dari gambar manga.
Cetakan pada light novel sendiri lebih kecil
dari novel atau karya sastra pada umumnya. Yaitu dalam format cetak bunkobon
(A6, 10.5 cm × 14.8 cm). Jenis novel ini juga banyak diadaptasi kemudian
menjadi manga, anime, game atau film.
![]() |
Halaman light novel digabungkan dengan ilustrasi |
Penerbitan
Berbeda dengan novel atau karya prosa pada umumnya, light novel sama
seperti manga yang diterbitkan setiap Minggu pada hari-hari tertentu.
Tempat penerbitannya adalah majalah mingguan. Setelah usai dengan ceritanya
barulah semua bab yang telah di-update selama berminggu-minggu itu akan
dibukukan, dan jika ceritanya bagus, akan dapat serialisasi. Light novel cenderung
ceritanya bersambung, jadi ada banyak volume dalam satu judul. Salah satu light
novel terkenal seperti Sword Art Online karya Kawahara Reki merupakan novel
yang dapat banyak apresiasi dan saat ini telah sampai di volume ke delapan
belas.
Beberapa dari majalah yang jadi tempat para author light novel bersinggah
di antaranya adalah:Faust,
Gekkan Dragon Magazine, The Sneaker and
Dengeki hp, atau majalah franchise
seperti Comptiq and Dengeki G’s Magazine. Penerbit pula ada Dengeki Bunko, Kadokawa Shoten Bunko, Gagaga Bunko, dsb.
Lomba dan Penjualan
Light
novel berkembang sangat pesat di Jepang. Setiap tahunnya
ada lebih dari ratusan judul yang keluar. Setiap tahun juga diadakan banyak
kontes menulis light novel oleh
perusahaan-perusahaan penerbitan untuk mencari bakat-bakat baru. Dengeki Bunko
adalah yang terbesar, dengan total jumlah pengikut lomba lebih dari 6.500 naskah
(hitungan tahun 2013) setiap tahun. Hadiah utamanya adalah uang tunai sebesar 1
juta ¥
dan penerbitan novelnya. My Teen Romantic Comedy SNAFU adalah salah satu
novel yang pernah memenangi kompetisi tersebut—dikarang oleh Watari Wataru—dan
telah diadaptasi menjadi anime dengan
judul Oregairu.
![]() |
Nagaru Tanigawa penulis seri Haruhi Suzumiya, saat memenangkan penghargaan Sneaker Awards |
Light
novel sendiri dijual dengan label light novel—bukan
novel. Harga setiap picis sendiri sangat murah, berbeda dengan kebanyakan novel
atau karya sastra serius lainnya. Novel The Melancholy of Haruhi Suzumiya
sendiri hanya dijual seharga 514 ¥ per
picis (termasuk pajak 5%). Namun, penjualan light
novel sendiri termasuk industri yang paling menguntungkan di Jepang. Salah
satu situs Pemerintah Jepang mengatakan bahwa penjualan light novel mencapai 20 juta ¥
(sekitar 30 juta kopi) pada tahun 2007. Penerbit besar seperti Kadokawa Group
dan Dengeki Bunko merupakan pemegang kekuatan terbesar dengan persenan 70%-80%
di pasar.Pada tahun 2009 bahkan pasaran light novel mencapai penjualan sebanyak 30.1 juta ¥ dan merupakan 20% dari penjualan
semua buku cetak berformat bunkobon di
Jepang.
![]() |
Haruhi Suzumiya, light novel paling populer sepanjang masa |
Sekian, dan terima
kasih atas kunjungannya ^_^
Semoga bermanfaat :3